7 Oleh-oleh dan Produk Khas Jayapura yang Harus Dibawa Pulang

7 Oleh-oleh dan Produk Khas Jayapura yang Harus Dibawa Pulang

Pernah terbayang melakukan perjalanan ke Jayapura? Selain beberapa kopi khas papua yang legendaris, ibu kota provinsi paling timur wilayah Indonesia ini menyimpan berbagai pesona wisata yang menarik. Terletak di Teluk Jayapura, kota ini mempunyai panorama indah yang belum tentu Anda temui di tempat lain.

Di sini Anda akan menjumpai beragam destinasi wisata, mulai dari wisata alam, sejarah, kuliner, dan budaya. Banyaknya jumlah suku bangsa yang mendiami Tanah Papua menghasilkan beragam produk khas Jayapura yang unik dan memikat para turis. Tak heran, setelah puas menjelajahi Papua dan sekitarnya, oleh-oleh Irian Jaya selalu menjadi barang buruan pelancong sebelum kembali ke kota asal.

7 Cinderamata Papua

Dari sekian banyak tempat yang menjual oleh-oleh di Jayapura, Pasar Hamadi merupakan pilihan paling tepat. Di Pasar Hamadi Anda bisa berburu aneka kerajinan tangan yang sering menjadi cinderamata Jayapura. Tidak hanya lengkap, tetapi kualitas barang yang dijual juga terbilang tinggi dan diproduksi langsung oleh suku-suku pedalaman Papua. Anda tidak perlu repot berkeliling ke beberapa tempat hanya untuk membeli buah tangan. Cukup datang ke Pasar Hamadi, semua yang Anda cari tersedia di sini.

Lalu, apa saja 7 cinderamata Papua yang paling sering dibeli oleh wisatawan asing maupun domestik?

Noken

Noken merupakan oleh-oleh Irian Jaya yang paling populer. Ini tak lepas dari fungsi noken sebagai tas tradisional suku-suku di Papua yang dibawa dengan menyampirkannya di kepala. Pada tahun 2012, UNESCO menetapkan noken sebagai warisan kebudayaan tak  berbenda, sehingga noken selalu dicari oleh setiap wisatawan yang datang ke tanah Papua.

Noken merupakan tas buatan tangan mama-mama di Papua, yang berbahan kayu pohon nawa, kayu pohon manduam, atau anggrek hutan. Noken tersedia dalam berbagai ukuran dan dikerjakan dengan saksama selama berminggu-minggu. Fungsi noken pun bermacam-macam, mulai dari membawa barang belanjaan, menggendong anak, hingga sebagai tas sekolah. Karena keunikannya, noken juga sering dijadikan kenang-kenangan untuk tamu yang datang ke Papua.

Koteka

Aksesori tradisional kaum laki-laki suku Dani ini memang sering menjadi incaran para wisatawan. Bentuknya macam-macam, ada yang memanjang lurus, ada pula yang melengkung. Terbuat dari kulit buah labu, koteka biasa dipakai untuk menutupi alat kelamin pria. Jika ukuran koteka semakin besar dan panjang, maka semakin tinggi pula derajat pria si pemakai koteka itu.

Sebagai buah tangan, koteka yang dijual biasanya dihiasi dengan bulu-bulu burung atau ukiran motif khas Papua. Padahal, koteka asli umumnya polos dan tidak ada hiasan. Di berbagai pusat oleh-oleh seperti Pasar Hamadi, harga koteka cukup murah dan tergantung ukuran koteka tersebut.

Lukisan Kulit Kayu

Lukisan kulit kayu merupakan hasil karya penduduk Desa Asei yang tinggal di kawasan Danau Sentani. Warga setempat biasa menggunakan kayu koumbou sebagai media membuat lukisan atau ukiran. Cat yang digunakan pun bersumber dari bahan alam, antara lain sari buah merah, arang, dan kapur. Selain itu, batang tunas kelapa juga menjadi alat andalan mereka dalam menorehkan goresan di atas kulit kayu.

Biasanya, lukisan mengusung tema kegiatan sehari-hari warga Asei yang berprofesi sebagai nelayan. Gambar perahu dan ikan pasti sering Anda jumpai dalam lukisan kulit kayu ini. Karena bernilai seni tinggi, lukisan kulit kayu produk khas Jayapura ini pun sudah tersohor hingga mancanegara.

Batik Papua

Keunikan batik Papua adalah warna-warna cerah dengan motif flora dan fauna atau simbol budaya masyarakat setempat. Beberapa motif batik yang populer adalah motif batik Asmat yang didominasi warna terakota, motif batik prada yang berwarna-warni, motif batik burung cenderawasih, dan motif batik tifa honai. Proses pembuatannya sendiri tidak berbeda jauh dengan batik pada umumnya. Di beberapa toko batik di Jayapura Anda bisa menjumpai aneka batik Papua, baik yang masih berupa kain meteran, pakaian, hingga aksesori seperti tas maupun dompet.   

Ukiran Kayu Suku Asmat

Suku Asmat tersohor berkat keahlian mereka mengukir kayu. Ukiran kayu suku Asmat merupakan salah satu cinderamata Jayapura yang digemari turis untuk dijadikan oleh-oleh. Bagi orang Asmat, mengukir kayu merupakan kegiatan spiritual sebagai bentuk penghormatan mereka terhadap arwah leluhur. Itulah mengapa, setiap ukiran dikerjakan dengan sepenuh hati, sehingga menghasilkan karya seni yang unik, bernilai tinggi, dan tidak ada yang serupa. Kebanyakan bentuk dan motif yang dibuat berbentuk perahu, orang berburu, pohon, dan binatang.

Sarang Semut

Walau bernama sarang semut, bukan berarti ini rumah semut sungguhan. Ini merupakan tanaman obat yang berkhasiat mengobati beberapa penyakit, seperti diabetes, kanker, kista, dan prostat. Banyak dijumpai tumbuh di Wamena, sarang semut sebetulnya merupakan benalu kayu besi. Masyarakat Papua meyakini sarang semut memiliki senyawa kimia tanin dan flavonoid yang membantu proses penyembuhan beberapa penyakit. Biasanya tanaman ini dijual dalam bentuk potongan yang sudah dikeringkan atau dalam bentuk bubuk.

Sagu Lempeng

Seperti diketahui, sagu merupakan makanan pokok masyarakat Papua. Di Jayapura, hampir setiap restoran menyajikan bubur sagu bernama papeda dan dihidangkan bersama ikan kuah kuning. Nah, jika Anda ingin membawa pulang olahan sagu untuk keluarga di rumah, Anda bisa membeli sagu lempeng.

Berbentuk lempengan persegi, warna coklat kemerahan, dan tekstur keras, penduduk setempat biasa menyantap sagu lempeng ditemani secangkir kopi atau teh. Namun, sagu lempeng ini dapat pula diolah menjadi bubur. Karena rasa sagu cenderung tawar, Anda dapat menambahkan santan maupun gula merah jika ingin memperoleh citarasa manis.

Demikian 7 cinderamata Papua yang harus Anda buru ketika berkunjung ke Jayapura. Karena sebagian besar merupakan buatan tangan, wajar jika kisaran harga yang ditawarkan relatif tinggi, terutama untuk jenis ukiran atau lukisan. Namun, masih banyak pula produk khas Jayapura yang harganya cukup terjangkau. Anda tinggal menyesuaikan saja dengan anggaran pribadi. Selamat berburu oleh-oleh!